Fungsi Tari :
Tontonan/hiburan rakyat
Jumlah Penari : Kelompok
Genap
8, 12, hingga 18 orang
Lokasi
Tangsi Nias dan Gunung Sitoli Kota Sabang
Tahun
Diperkirakan pada abad ke-12
Pencipta
Anonim
Unsur Penyajian Tari
Penari : Ditarikan oleh penari laki-laki
Musik : Lantunan syair oleh penyayi dan menggunakan alat music canang (3 buah dengan nada rendah, sedang dan tinggi)
Kostum : Baju : Pakai lengan sampai bawah siku dan berembel-embel serta memakai tali pengikat dan sebahagian diselingi dengan benang emas. Celana : panjang selutut dan memakai tali. Menggunakan topi spesial untuk tarian (berwarna-warni), selendang (selempang), ikat pinggang, embel-embel di pinggang dan di tangan
Properti : Menggunakan tameng (baluse), tombak (toba) pedang/parang (pedah)
Pentas : Arena
Halaman atau lapangan
Ket : –
Deskripsi Singkat Tari
Penduduk Kota Sabang terdiri dari berbagai ragam suku, begitu juga dengan suku yang mengembangkan tari Tulo-Tulo berasal dari Pulau Nias. Hadirnya tari Tulo-Tulo di Sabang diperkirakan pada abad ke-12, bersamaan masuknya suku Nias di pulau tersebut. Pada mulanya suku Nias dating ke Sabang semata-mata untuk mencari pekerjaan pada maskapai Belanda di pelabuhan Sabang. Di Sabang mereka bermukim di pesisir pantai sebelah barat kota Sabang yang sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Tangsi Nias. Di tempat tersebutlah mereka Bersama keluarganya di samping mencari rejeki juga mengembangkan kesenian tradisional daerahnya, yang kemudian tari tersebut menjadi tari tradisional daerah kota Sabang.
Dahulunya setiap akhir bulan setelah menerima gaji dari maskapai Belanda, malam harinya mereka Bersama-sama mengadakan suatu pesta dengan diiringi tari Tulo-Tulo ini. kemudian setelah Meletus perang dunia ke-2, suku nias ini pindah pedalaman Paya Seunara dan disana mereka tetap mengembangkan tari tradisi tersebut. Sehingga sampai saat ini tempat tinggal mereka disebut Gunung Sitoli. Berdasarkan penjelasan singkat tersebut, maka tidak heran jika di kota Sabang terdapat tempat yang bernama Tangsi Nias dan Gunung Sitoli.
Ragam gerak tari Tulo-Tulo :
- Gerak bergelombang dalam bentuk lingkaran
- Gerak ular-ularan dalam bentuk memanjang
- Gerak merebut Istana (kerajaan)
- Gerak bertempur (perang)
- Gerak persilatan (terlak).
Tari-tulo-Tulo menggunakan nyayian vokal, ditambah alat-alat perlengkapan seperti : tameng (baluce), tombak, pedang, topi spesial untuk tarian (berwarna-warni), selendang (selempang), ikat pinggang, embel-embel di pinggang dan di tangan. Penari tari ini adalah laki-laki berusia remaja ataupun yang sudah tua. Berjumlah 8, 12, hingga 18 orang.
Kesenian ini merupakan perlambangan keadaan dari raja-raja Nias. Menggambarkan persiapan seorang raja untuk berperang atau menghadapi musuh, raja mengadakan pesta-pesta perkawinan dan sebagainya, raja memerintahkan rakyat untuk bekerja, berperang dan sebagainya.
Kesenian Tulo-Tulo berkembang dengan baik di Kota Sabang, akan tetapi setelah tahun1965 tari ini jarang ditampilkan kembali dikarenakan beberapa faktor.