Skip to content
Home » Informasi » TARI PIKHING/PIRING

TARI PIKHING/PIRING

  • by

Fungsi Tari : Tontonan/hiburan rakyat

Jumlah Penari : Berpasangan
2-8 Orang

Lokasi
Sakup, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil

Tahun
Diperkirakan pada abad ke-18

Pencipta
Sutan Berdaulat alias Teuku Gemerinting

Unsur Penyajian Tari

Penari : Ditarikan oleh penari laki-laki dan perempuan dengan jumlah saling berimbang

Musik : Internal Suara gelang kaki yang digunakan pengantin perempuan
Eksternal Gendang, rapa’i, dan canang.

Kostum : –

Properti : Memakai cincin pada jari tengah di kedua tangannya dan masing-masing tangan memegang piring kecil (pisin)

Pentas : Arena

Ket : –

Deskripsi Singkat Tari
Dikisahkan bahwa tarian ini diciptakan oleh seorang tengku bernama Tengku Gemerinting yang berasal dari Singkil. Saat itu ia sedang melakukan perjalanan dari Pagaruyung. Ditengah perjalanan, Tengku Gemerinting merasa haus. Namun karena pada saat itu cuaca sangat dingin, Tengku Gemerinting kesulitan mencari air. Yang ia temukan hanyalah air beku dalam sebuah mangkuk. Kemudian Tengku Gemerinting mengambil mangkuk tersebut dan ia mendengar suara gemerincing mangkuk yang keras oleh air es. Kebetulan saat itu ia pun memakai cincin. Suara gemerintik mangkuk pun makin terdengar indah. Dari suara itulah Tengku Gemerinting menciptakan Tari Piring. Tarian ini merupakan asimilasi budaya Minangkabau yang masuk ke Singkil pada sekitar abad ke 18 akibat perpindahan orang-orang etnis Minang ke Singkil.

Tarian ini ditarikan oleh 2 hingga 8 orang dan dilakukan secara berpasangan. Penari memakai cincin pada jari tengah di kedua tangannya dan masing-masing tangan memegang piring kecil (pisin). Penari terdiri dari laki-laki dan perempuan yang komposisinya seimbang. Penari bergerak dengan langkah yang mirip dengan langkah silat, langkah yang lebar dan rendah. Gerakan tariannya juga banyak melibatkan kontak mata diantara pasangan penari tersebut. Piring yang dipegang para penari diangkat dengan gerakan memutar-mutar tangan dan bahkan sesekali piring dilempar kemudian ditangkap kembali. Jika piring jatuh dan pecah, biasanya penari diberikan piring lain oleh seseorang yang merupakan bagian dari kelompok penari tersebut atau bahkan oleh penonton. Selama tarian berlangsung, para penari tak henti-hentinya mengetukkan cincin di jari tengah mereka ke piring sehingga jalannya tarian pun menjadi semakin meriah.

Gerakan pada tari ini dibagi ke dalam 4 jenis; gerakan mengambe, gerakan menguakhi, gerakan penutup dan gerakan toyong. Gerakan mengambe berupa gerakan tangan yang dilambaikan ke kiri dan ke kanan dalam kondisi tangan selalu memegang piring. Gerakan menguakhi berarti gerakan membuka yang ditunjukan dengan gerakan tangan dan tubuh yang seolah-olah sedang membuka semak-semak atau menyibakkan dua helai tirai. Pada gerakan penutup ditandai dengan gerakan tangan kiri yang menghadap ke atas dan tangan kanan yang lurus ke samping. Gerakan yang paling khas dari tari ini adalah gerakan toyong berupa gerakan gerakan memutar-mutarkan piring dengan tangan tepatnya gerakan pergelangan tangan.

Tari ini merupakan tari pertunjukan yang bersifat menghibur. Selain di Singkil, tarian ini pun dapat ditemukan juga di Sumatra Barat walaupun ada sedikit perbedaan pada beberapa bagian tarian. Dalam hal ini, narasumber juga sependapat bahwa ada kemungkinan Tari Pikhing pada masyarakat Singkil dipengaruhi dan mungkin berasal dari Pagaruyung karena sejarah tari ini dipercaya berasal dari perjalan Teungku Gemerinting ke Pagaruyung.

Penari bergerak dengan langkah yang mirip dengan langkah silat, langkah yang lebar dan rendah. Gerakan tariannya juga banyak melibatkan kontak mata diantara pasangan penari tersebut. Pring yang dipegang para penari diangkat dengan gerakan memutar-mutar tangan dan bahkan sesekali piring dilempar kemudian ditangkap kembali. Jika piring jatuh dan pecah, biasanya penari diberikan piring lain oleh seseorang yang merupakan bagian dari kelompok penari tersebut atau bahkan oleh penonton. Selama tarian berlangsung, para penari tak henti-hentinya mengetukan cincin di jari tengah mereka ke piring sehingga jalannya tarian pun menjadi semakin meriah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jln. Transmigrasi, Gampong Bukit Meusara, Kec. Kota Jantho, Kab. Aceh Besar, 23911,, Aceh, Indonesia

Rektorat ISBI Aceh
Email : [email protected]
Telepon : +62 811-6891-581 (Call Center)
Fax : 0651-92023

Isi survei performa situs web

© 2022 Institut Seni Budaya Indonesia Aceh – Webmaster All Rights Reserved – Privacy and Copyright