Fungsi Tari :
Tontonan/ hiburan rakyat, bagian pada acara adat seperti : perkawinan, Sunat Rasul, penyambutan tamu dan lain-lain
Jumlah Penari : Kelompok
Ditarikan secara duet, 1 lawan 1 atau 2 lawan 2
Lokasi
Kabupaten Aceh Tenggara
Tahun
Diperkirakan sebelum penjajah Belanda masuk ke Aceh
Pencipta
Anonim
Unsur Penyajian Tari
Penari : Ditarikan oleh penari Laki-laki
Musik : Menggunakan alat musik canang situ, bangsi, suling dan lain-lain
Kostum : Pakaian panglima alas dengan warna hitam
Properti : Sebilah bamboo (seperti yang digunakan pada olahraga anggar)
Pentas : Arena
Biasa ditarikan di halaman atau ruang terbuka
Ket : –
Deskripsi Singkat Tari
Asal kata pelebat ialah dari kata “pesapet†yang maksudnya pukul memukul. Karna masa dahulu situasi perperangan menuntut semua masyarakat atau lebih khususnya kaum laki-laki harus lebih siap menghadapi musuh baik dari dalam maupun dari luar. Maka untuk ketrampilan melakukan dan mempertahankan diri, di dalam latihan-latihan harus bisa menguasai cara menangkis dan memukul lawan.
Alat-alat yang dipergunakan adalan sebilah bambu yang di raut dengan bentuk dan ukuran tertentu yang di mainkan oleh pria satu lawan satu atau dua lawat dua. Sebelum permainan di mulai terlebih dahulu di adakan upacara tepung tawar dengan menyodorkan sirih pinang dan kata-kata nasehat seperlunya. Permainan ini hanya di lakukan pada waktu siang atau sore, pada acara perkawinan, sunat rasul dan seremoni lainnya. Dengan musik pengiring canang situ dan lain-lain.
Biasanya pelaksanaan permainan di atur dan di saksikan oleh mempelai, baik pada waktu pembukaan, penutupan atau apa bila terjadi pertikaian pahan. Mempelai bertindak seolah-olah sebagai dewan juri. Sesuai dengan semangat gerilya di Aceh Tenggara, sebelum Belanda masuk pelebat ini menjadi kegemaran masyarakat. Asal mula tarian ini di mainkan dalam rangka meningkatkan ketangkasan/ kecekatan mempergunakan senjata dalam menghadapi pertempuran. Sesuai dengan semangat gerilya, tari Peuleubat ini menjadi kegemaran masyarakat dan biasanya dilakukan dalam upacara adat dan pesta-pesta perhelaan dan penyambutan tamu-tamu dan pembesar negeri.
Pemainnya terdiri dari dua orang pria yang di iringi dengan bunyi-bunyian canang situ, bangsi, suling dan lain-lain. Gerak-geriknya sama dengan orang bermain silat atau main anggar dengan mempergunakan sebilah bambu yang telah diraut sedemikian rupa, pada penutup pada permainan ini ke dua pemain memberi hormat kepada semua hadirin.
Pakaian yang di pakai adalah pakaian panglima alas dengan warna hitam. Tari yang mirip dengan tari peuleubat yang lain adalah tari Landok Alun.
Tari pelebat ini merupakan tari pedang yang mengambarkan semangat ketangkasan, kecekatan rayat Aceh Tenggara dalam mengahapi musuh dan mendidik mental kepahlawanan dalam mempertahankan Bangsa dan Negara.