JANTHO, isbiaceh.ac.id – Program Studi Tari di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menunjukkan tekadnya untuk menjadikan ISBI Aceh sebagai pusat kajian seni tari Aceh di Indonesia. Komitmen ini diambil untuk mengembangkan, melestarikan, dan memperkenalkan seni tari Aceh ke kancah nasional dan internasional. Selain itu, ISBI Aceh juga bertujuan menjadi tempat pendidikan dan penelitian tari yang unggul di Indonesia.
Jurusan Seni Pertunjukan, khususnya Prodi Tari, terus meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitas yang dimiliki. Hal ini diwujudkan melalui pengembangan kurikulum yang berfokus pada seni tradisi Aceh, seperti Tari Saman, Ratoh Duek, dan Seudati, serta memperkenalkan tarian-tarian lokal yang mungkin kurang dikenal namun memiliki nilai budaya tinggi. Dengan kurikulum berbasis riset ini, mahasiswa tidak hanya belajar keterampilan tari, tetapi juga memahami sejarah, nilai, dan filosofi yang terkandung dalam setiap gerakan.
Ketua Program Studi Tari ISBI Aceh, Nadra Akbar Manalu MSn, menyebutkan bahwa pihaknya selalu dam terus berusaha menjadikan ISBI Aceh sebagai rujukan utama bagi penelitian dan pengembangan seni tari Aceh. “ISBI Aceh harus menjadi tempat pertama yang akan dicari ketika orang ingin mempelajari seni tari Aceh lebih mendalam,” ujarnya. Menurutnya, pendekatan berbasis penelitian akan memungkinkan ISBI Aceh mengembangkan metode pembelajaran tari yang komprehensif dan berbasis bukti.
Untuk mendukung cita-cita tersebut, Prodi Tari juga mulai membangun jaringan kerja sama dengan berbagai institusi seni dan budaya, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Tercatat ada lebih dari 30 pihak mitra yang dapat ditindaklanjuti kerjasamanya. Saat ini, beberapa perguruan tinggi dari negara-negara di Asia Tenggara telah menjalin komunikasi dengan ISBI Aceh untuk menjalin kolaborasi riset dan pertukaran budaya. Kerja sama ini diharapkan dapat memperluas cakupan ISBI Aceh dalam mempromosikan seni tari Aceh.
Nadra juga menyebutkan bahwa ISBI Aceh tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, Prodi Tari ISBI Aceh juga aktif mengadakan berbagai acara seni dan budaya. Setiap tahunnya, festival tari yang diadakan oleh ISBI Aceh berhasil menarik minat banyak pengunjung, termasuk wisatawan asing yang datang ke Aceh. Terakhir tamu kita dari Asia Barat saat Pertunjukan Tari Garapan pada acara Kongres Peradaban Aceh. Acara tersebut merupakan acara monumental dan juga dihadiri oleh wali Nanggroe Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al Haytar .
Selain menggelar acara, Prodi Tari juga menyelenggarakan pelatihan bagi generasi muda dan komunitas tari di Aceh, terakhir di RSJ Kota Banda Aceh. Tujuannya adalah untuk membangkitkan minat generasi muda dari semua sisi terhadap seni tari tradisional yang kini mulai tergeser oleh budaya modern. Nadra Akbar Manalu juga menyebutkan, “Mereka adalah generasi penerus yang akan melestarikan seni tari Aceh, tidak ada yang tidak boleh mendapatkan pendirikan seni dan budata. Maka dari itu, pendidikan seni tari sejak dini sangat penting.”
Prodi Tari juga berencana untuk mendirikan pusat dokumentasi tari Aceh di kampus ISBI Aceh. Pusat ini akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelestarian arsip-arsip tari tradisional Aceh. Setiap tarian akan didokumentasikan secara rinci, mencakup sejarah, filosofi, kostum, hingga instrumen musik pengiring. Dengan adanya pusat dokumentasi ini, seni tari Aceh diharapkan dapat bertahan dan tetap relevan di masa mendatang.
Nadra juga menambahkan bahwa Infrastruktur juga menjadi perhatian utama dalam upaya ini. ISBI Aceh telah memiliki beberapa fasilitas baru, seperti studio tari, perpustakaan seni, serta laboratorium musik dan tari, yang semuanya dirancang untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan peralatan yang memadai agar mahasiswa dapat berlatih dan mengembangkan kemampuan mereka dengan optimal.
“kami berharap, dengan berbagai inisiatif ini, minat generasi muda Aceh terhadap seni tari tradisional akan semakin meningkat. Selain itu, kami berharap dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang kompeten, yang mampu membawa seni tari Aceh ke pentas dunia. Keinginan ini sejalan dengan visi ISBI.
Dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan, kami optimis bisa menjadikan kampus tersebut sebagai pusat kajian utama bagi seni tari Aceh. Mereka berkeyakinan bahwa dengan dedikasi dan kerja keras, ISBI Aceh akan mampu mencetak sejarah baru dalam pelestarian dan pengembangan seni tari di Indonesia, tutup Nadra.