isbiaceh.ac.id – Program Studi Seni Tari ISBI Aceh kembali menunjukkan kiprahnya di kancah seni nasional dengan mengirimkan delegasi mahasiswa dalam kegiatan Dialog Tari XI yang digelar oleh ISBI Bandung pada 11-14 Desember 2024.
Karya tari berjudul Jak Meulangkah menjadi representasi ISBI Aceh dalam acara tersebut, yang sekaligus menampilkan sisi estetik budaya Aceh.
Karya tari Jak Meulangkah digarap di bawah bimbingan Dwindi Putri Cufara, M.Sn., dosen sekaligus koreografer. Dengan konsep yang kuat, karya ini menonjolkan peran perempuan Aceh yang memiliki karakter lembut tetapi sarat dengan nilai kepahlawanan dan kekuatan.
Melalui gerakan silat yang khas, tarian ini merefleksikan tradisi bela diri yang menjadi bagian dari kehidupan perempuan Aceh di masa lalu.
Dalam proses seleksi, lima mahasiswa terbaik dari Himpunan Mahasiswa Prodi Seni Tari ISBI Aceh berhasil lolos untuk tampil di ajang nasional tersebut. Mereka adalah Eka Wahyuni, Shanti Ardila, Intan Marlinda, Rahma Oktaviana, dan Riska Amelia. Meski tampil tanpa didampingi dosen pembimbing, para mahasiswa mampu menunjukkan performa yang membanggakan.
Komposisi musik pengiring tari ini digarap oleh dosen karawitan, Rico Gusmanto, M.Sn., yang memberikan sentuhan musikal khas Aceh. Perpaduan antara gerakan tari dan iringan musik menciptakan harmoni yang mampu memukau para penonton di ISBI Bandung.
Tarian Jak Meulangkah tidak hanya menonjolkan aspek estetika, tetapi juga sarat makna filosofis. Peran perempuan Aceh yang tangguh dan kolektif menjadi tema utama dalam karya ini, menggambarkan semangat perempuan yang mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan kebersamaan dan kekuatan karakter.
Menurut Koordinator Prodi Seni Tari, Nadra Akbar Manalu, M.Sn., keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan seperti ini sangat penting untuk membangun kreativitas dan kepercayaan diri. “Pengalaman ini menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan kemampuan mereka, baik dalam seni tari maupun wawasan budaya yang lebih luas,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya evaluasi untuk keikutsertaan di masa mendatang. “Kami berharap mahasiswa dapat didampingi oleh dosen pembimbing dalam event nasional berikutnya. Dengan pendampingan, kami yakin performa mahasiswa ISBI Aceh akan semakin maksimal,” tambah Nadra.
Bagi mahasiswa, pengalaman mengikuti Dialog Tari XI menjadi pelajaran berharga. Tidak hanya mendapatkan pengalaman tampil di panggung nasional, tetapi juga kesempatan untuk belajar dari seniman dan akademisi seni dari seluruh Indonesia. Hal ini membuka wawasan mereka tentang seni tari di berbagai daerah.
Ke depan, Nadra berharap ISBI Aceh terus mengepakkan sayapnya, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. “Kami optimis ISBI Aceh dapat mencetak lebih banyak prestasi dan melahirkan insan seni yang memiliki wawasan luas, serta mampu membawa kebudayaan Aceh ke panggung dunia,” tuturnya.
Dengan keberhasilan ini, Prodi Seni Tari ISBI Aceh semakin mengukuhkan komitmennya dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya Aceh di tengah arus globalisasi. Keikutsertaan dalam event seperti ini menjadi bukti bahwa seni tari Aceh memiliki daya tarik yang kuat untuk diapresiasi di tingkat nasional maupun internasional.