Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh secara rutin melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) setiap tahunnya. Di tahun 2022 ini kegiatan Pengabdian yang yang dilakukan adalah Pemanfaatan Teknologi Digital Audio Workstation Sebagai Stimulus Proses Cipta Tari Inovatif. Mitra kegiatan adalah Lembaga Budaya Aceh Nusantara yang berdomisili di Banda Aceh.
Pengabdian yang dilakukan merupakan Pelaksana Program Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masrakat (DRTPM) Kemendikbudristek tahun 2022 melalui Program Kemitraan Masyarakat Stimulus. Tim pengabdi terdiri dari Sabri Gusmail sebagai ketua, Prasika Dewi Nugra dan Benny Andiko sebagai anggota dan mahasiswa Program Seni Tari dan Prodi Seni Karawitan. Pengabdian yang dilakukan berupa pelatihan pengelolaan gerak melalui stimulus pemanfaatan digital audio software, sebagai proses kreatif menciptakan pola gerak baru yang bersumber dari tradisi atau aktivitas keseharian masyarakat.
Pengabdian ini dilaksanakan bulan juli hingga september 2022. Para Peserta pelatihan merupakan anak didik pada Lembaga Budaya Aceh Nusantara. Mereka diberikan bahan bacaan berupa modul pelatihan untuk membantu peserta dalam menjalankan proses kreatif mencipta tari.
Pimpinan Lembaga Budaya Aceh Nusantara Khairul Anwar yang akrab disapa bang Kaka mengatakan bahwa pemanfaatan digital audio dalam materi pelatihan menjadi keterampilan baru ini sangat dibutuhkan. Mengingat tantangan teknologi yang terus berkembang dan lembaga seni harus mampu beradaptasi. Kaka juga mengapresiasi kegiatan PKM yang dilakukan dosen ISBI Aceh, hal ini tentunya akan berdampak positif bagi peningkatan keterampilan peserta didik Lembaga Buana dalam melakukan proses kreatif, dan pengabdian ini dapat berlanjut untuk kegiatan-kegiatan di masa mendatang.
Sabri Gusmail sebagai ketua Pengabdi mengatakan bahwa Pengabdian Kepada Masyrakat (PKM) ini akan menghasilkan satu produk rekaman audio dan gerak-gerak tari baru sebagai proses cipta tari. PKM ini merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat sebagai proses menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Harapannya, pengabdian ini dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitas penciptaan tari di Lembaga Buana sebagai wadah kreatif dan profit.
Menghindari plagiasi karya seni dan meningkatkan wawasan serta keterampilan dalam proses kreatif penciptaan tari. Pelaksana pengabdian dan pimpinan Lembaga Budaya Aceh Nusantara sepakat untuk terus menjalin aktivitas berkelanjutan pasca kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan
