Skip to content
Home » Informasi » TARI BUNGONG SIEYUNG-YUNG

TARI BUNGONG SIEYUNG-YUNG

  • by

Fungsi Tari :
Tontonan/hiburan rakyat

Jumlah Penari : Kelompok
3 orang penari

Lokasi
Banda Aceh

Tahun
1961

Pencipta
Yuslizar

Unsur Penyajian Tari

Penari : Penari terdiri dari 1 penari laki-laki dan 2 penari perempuan

Musik : Pencipta musik iringan adalah A.D. Manua.

Kostum : Laki-laki : Pakaian adat kebesaran Aceh, terdiri dari kopiah meuketub, jas Aceh, celana panjang dan siwah (senjata tajam) dan sarung.

Perempuan 1 : Baju lengan panjang, celana panjang warna hitam, kain sarung yang digunakan sekaligus sebagai kerudung. Perempuan 2 : Baju lengan panjang, celana panjang, selendang yang diselempang,kain sarung sebatas bawah lutut, hiasan tusuk konde, kembang goyang dan mahkota.  



Properti : Tayen (kendi) dan bunga

Pentas : Arena

Ket : –

Deskripsi Singkat Tari

Tari Bungong Sieyung-yung digubah oleh Yulizar pada tahun 1961 sedangkan musik pengiring diciptakan oleh A.D. Manua. Secara etimologis, makna bungong sieyung-yung adalah sejenis bunga anggrek. Tari ini menggambarkan kisah percintaan para remaja yang dilambangkan melalui bunga. Dalam karya tari ini pencipta merombak suatu kebiasaan atau adat yang dalam beberapa hal bertentangan dengan kata hati nurani manusia. Dengan latar belakang kedudukan dan martabat seperti bangsawan. Seorang terpaksa menerima ketentuan yang berlaku di kalangan bangsawan tersebut, yang walaupun bertentangan dengan hatinya. Dalam hal jodoh seseorang turunan bangsawan harus kawin dengan yang sederajat dengannya.

Tata susunan tari atau jalan cerita tari ini dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Seorang gadis turun ke sungai mengambil air dengan menggunakan tayen (kendi).
  • Seorang pemuda mengintai si wanita terjadi dialog melalui gerak tari yang pada akhirnya si wanita mengambil bungong sieyung-yung dari sanggulnya dan menyerahkannya kepada si pemuda tersebut sebagai tanda jalinan kasih asmara antara dua insan tersebut.
  • Seorang wanita dari golongan sederajat dengan pemuda tersebut dengan dendam membara merampas bunga tersebut dari si pria.
  • Betapa hancurnya perasaan gadis biasa yang diperlihatkan melalui gerak, menangis menyesali diri sadar akan keberuntungannya sebagai gadis biasa, yang tidak layak dipersunting oleh pria bangsawan.
  • Bunga dapat dirampas kembali oleh pemuda dan menyerahkannya kepada gadis biasa sebagai pertanda ia tetap pada pilihannya sendiri.

Musik pengiring tarian ini adalah musik modern (band orkes). Tarian ini digolongkan sebagai tari hiburan atau pertunjukan. Penampilan tari ini tidak terikat dengan waktu dan peristiwa tertentu yang dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dengan waktu pagelaran kurang lebih 8 menit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jln. Transmigrasi, Gampong Bukit Meusara, Kec. Kota Jantho, Kab. Aceh Besar, 23911,, Aceh, Indonesia

Rektorat ISBI Aceh
Email : [email protected]
Telepon : +62 811-6891-581 (Call Center)
Fax : 0651-92023

Isi survei performa situs web

© 2022 Institut Seni Budaya Indonesia Aceh – Webmaster All Rights Reserved – Privacy and Copyright